semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Hari Nelayan

Hari Nelayan
Di hari nelayan ini, saya mengaku bingung, refleksi apa yang hendak saya tawarkan. Kita telah mengeluarkan jurus begitu rupa, untuk mengajak para nelayan berprilaku santun terhadap jeratannya. Kita seperti kehabisan tenaga untuk mengarahkan mereka pada pengetahuan yang benar, yang sesuai dengan kepentingan alam, kepentingan masa depan, kepentingan pasar jangka panjang. Lantas, perubahan apa yang telah terjadi? Pengertian apa yang telah kita peroleh?
Barangkali kita tak beranjak kemana-mana, kita hanya bermain kucing kucingan, kita berbicara seperti para monolog yang suaranya memantul dan berdengung di telinga kita sendiri. Kita pun seperti ideolog tua berparas suram, lelah menggandeng kaum yang tak patuh. Namun, kita pun terus maju, begitu saja, tanpa kepastian. Kita seperti pemeluk kepercayaan yang bertahan dengan selemah-lemahnya iman.
Untuk itu, di hari nelayan ini, di hari yang nelayan pun tak mengerti kenapa mereka jadi penting di tanggal 6 April ini, kita perlu melihat ulang proses-proses yang telah dilalui untuk mengkoreksi cara-cara nelayan dalam menangkap ikan. Kita mulai menggali sejak kapan kita berfikir bahwa nelayan itu merusak? Apakah sejak kita kuliah di perikanan-kelautan, sejak kita mengikuti forum-forum ilmiah di kampus? sejak kita membaca surat kabar - majalah tentang kerusakan laut? Lalu, apakah pernah kita mempunyai pengetahuan dasar sebelum pemahaman itu hadir dan melingkupi kita? Apakah pengetahuan kita terberi ataukah berdasar pada dialektika kita dengan alam dan masyarakat nelayan?
Kita pun mengamini pengetahuan tersebut dengan alasan lebih ilmiah. Lalu menganggap semua entitas yang menolak ide-ide tersebut tidak benar, perlu diluruskan, dihancurkan. Maka gencarlah kita kampanye - sosialisasi, dengan menafikan nilai-nilai pihak seberang. Lupa, bahwa mereka juga membutuhkan proses untuk mencerna pengetahuan dan nilai-nilai yang sedang mereka genggam. Kita tak pernah mencari tahu, kenapa mereka memegang pengetahuan dan nilai tersebut dengan begitu kuat, hingga mereka mau berdarah-darah untuk mempertahankan nilainya itu? Dengan pengetahuannya yang sudah tertancap dalam itu, mereka dapat hidup dan akhirnya bergantung. Tentu, ada pihak-pihak yang menikmati pola-pola kerja para nelayan tersebut. Lantaran lebih efisien, lebih menghasilkan, lebih santai.
Apakah perlu kita mencoba untuk hidup bersama mereka, merasakan penderitaan batin mereka, meresapi nilai-nilai mereka, hingga kita mengerti landasan mereka melakukan penangkapan yang tidak pantas menurut kita itu. Agar kita dapat lebih adil terhadap objek yang kita ingin ubah sikap dan metodeloginya itu. Melihat mereka sebagai subjek, yang Mungkinkah kita, setelah hidup bersama dengan cara mereka dengan sabar, menjadi bagian dari keluarga mereka, mengajak mereka berefleksi lebih dalam, mungkin setiap mereka pulang mengebom atau membius ikan, untuk melihat prakteknya dengan pandangan yang lebih luas, menjangkau masa lalu dan menerobos masa depan.
Dari refleksi kritis, pelan-pelan, barangkali ada jalan keluar dari pemahaman mereka sendiri. Setelah mereka juga berproses, berdialektika, bahwa mereka tak pantas bekerja dengan terus menerus begini dan begitu. Dengan pemahaman baru itu, yang diperolehnya secara bolak-balik, saya yakin akan ada perubahan. Minimal mereka mulai mendengar kita dengan benar-benar mendengar.

**

Satu hal yang perlu kita indahkan, bahwa pengetahuan baru tidak akan membantu mereka untuk merubah metodelogi mereka. Pengetahuan mereka Mungkin bertambah, tapi etika mereka begitu-begitu saja.



0 komentar:

Hari Nelayan