semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Darwin - Wallace

Dahulu kala, para ilmuan masih terkungkung oleh pandangan mainstream, dalam hal ini pengaruh gereja. Sebut saja Charles Darwin, ilmuwan yang berasal dari golongan berkepunyaan, dimana keluarganya memiliki banyak tabungan dan memberikan kebebasan kepada Darwin untuk melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah. Darwin sendiri berasal dari kelompok gereja, dia adalah pendeta. Saat itu para ilmuwan banyak berasal dari kalangan agamawan, sebab para agamawan hendak membuktikan bahwa kisah-kisah dalam Injil betul berada di kehidupan nyata, dalam hal ini kehidupan biologis-organis. Di masa-masa pertumbuhan pemikirannya, Darwin banyak diasuh oleh ilmuwan berlatar belakang gereja. Justru karena ikut Kapal HMS Beagle itu ke Kepulauan Galapagos, yang bertujuan untuk mencari bukti-bukti kehadiran dan penciptaan Tuhan di muka bumi, Darwin menemukan bukti-bukti akan bentuk-bentuk spesifik paruh burung finch (sejenis burung manyar), bahwa pada setiap pulau di huni oleh komunitas burung yang berbeda, tergantung dengan pola konsumsi-nya.


Gagasan tentang paruh burung itu dia bawa pulang ke Inggris dan hanya dibincangkan dalam lingkaran kecil-nya saja. Sebab gagasan itu bertentangan dengan pikiran mainstream gereja. Gagasan itu ia perkuat dengan bukti-bukti lain selama puluhan tahun, dan dia tidak berani melontarkan gagasannya tentang seleksi alam ke publik, lantaran belum hendak bertentangan secara radikal dengan pikiran kreasi kaum gerejawan.
Baru setelah Alfred Russell Wallace mengirim surat dari Ternate tentang keanekaragaman organisme di Hindia Belanda, yang kemudian mengembangkan teori biogeography dan garis wallacea, Darwin terpincut dan kemudian mendobrak paradigma kreasi dan mengukuhkan pandangan evolusi alam. Lalu Darwin dan Wallace disebut sebagai penemu bersama akan pandangan evolusi.
Namun, pada awal-awalnya, hanya nama Darwin saja yang berkibar, Wallace tenggelam bersama sejarah. Ia jarang disebut-sebut ketika orang berbicara tentang evolusi, meski dari surat Ternate itulah Darwin punya keberanian untuk mempublikasikan gagasannya, karena takut didahului oleh Wallace. Darwin terlanjur terkenal di kalangan ilmuwan, selain kaya serta memiliki pengaruh besar pada kalangan gerejawan. Sementara Wallace adalah pemuda tak begitu dikenal, yang saat itu masih berusia 34 tahun. Pemuda yang dengan senangnya melakukan perjalanan mengelilingi hutan-hutan Hindia Belanda hingga 8 tahun lamanya.
Tidak dapat dipungkiri, nama hutan-hutan dan kepulauan Hindia Belanda, yaitu Jawa, Celebes, Borneo, Ternate, Ambon, juga itu tenggelam dalam rak-rak buku sejarah alam. Yang kita kenal dan ingat hanya Galapagos. Padahal, dari perjalanan seorang ameteur bernama Wallace inilah hukum-hukum alam-organis ditegakkan. Wallace begitu takjub dengan keanekaragaman yang ditawarkan oleh hutan-hutan tropis Hindia Belanda, sehingga sangat cocok sebagai bukti teori seleksi alam. Misalnya tentang komunitas-komunitas monyet yang hidup di pedalaman hutan Hindia Belanda.
Dalam Buku Andre Gross, Belenggu Ilmwan dan Ilmu Pengetahuan, juga dijelaskan bahwa posisi ilmuwan Hindia Belanda saat itu belum masuk hitungan dibandingkan ilmuwan Eropa. Segala hal yang berasal dari Hindia Belanda dianggap jauh kelasnya dibandingkan yang berasal dari Eropa. Baru setelah Kebun Raya Bogor (Buitenzorg) dipublikasikan pada kalangan ilmiah Eropa, Hindia mulai di kenal sebagai laboratorium herbarium untuk hutan tropis.
Terlepas dari itu, Wallace yang berasal dari golongan kelas rendah, masih muda dan tergolong amateur-traveller (bukan spesialis ilmiah), tidak berasal dari kelompok gereja, tidak masuk dalam lingkaran kecil ilmuwan, dan alam hindia belanda yang jauh dari bayangan Eropa, membuat popularitas Wallace jauh di bawah popularitas Darwin.
Saya ingin mengakhirinya dengan mengatakan, bahwa ilmuwan dan penemuan itu tidak berdiri sendiri. Ilmuwan pun kadang-kadang tidak bebas dan sangat dipengaruhi oleh semangat zamannya.
Lantas, bagaimanakah dengan ilmuwan saat ini? seberapa berpengaruh kah kepentingan ideologis, nasionalis, atau pasar terhadap sasaran-capaian seorang ilmuwan? Apakah ilmuwan sudah betul-betul mengerti kondisi realitas dan kebutuhan masyarakat banyak? Bagaimana kah keberpihakan ilmuwan terhadap masyarakat? Bagaimanakah kungkungan pasar dan negara dalam mengontrol dan mengendalikan riset-riset para ilmuwan? dan Apakah para ilmuwan ini dapat mencerahkan masyarakat, demi melahirkan masyarakat madani, adil dan makmur.






0 komentar:

Darwin - Wallace