semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Penderita Kusta dan Alternatif Budidaya Cacing


Sampai pertengahan tahun ini derita kemiskinan masih berkubang di sekitar kita, tepatnya di daerah perkotaan seperti Makassar. Beragam langkah telah dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengentaskan penyakit sosial itu, namun upaya itu hanya sekadar mempertahankan hidup rakyat miskin dan belum memberi solusi tepat untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Sebut saja untuk wilayah penderita kusta di Jalan Printis Kemerdekaan IV Tamalanrea, Makassar.

Komunitas penderita kusta yang sudah ada di Makassar sejak pasca kemerdekaan Republik Indonesia ini, lalu dihimpunkan dalam satu lokasi pada 1964 oleh Muh. Dg. Pattompo, Pemerintah kota Makassar saat itu. Dalam sejarahnya, para penderita kusta dikarantina di wilayah yang cukup jauh dari kota, dengan kelengkapan fasilitas hunian sederhana, tanah untuk berkebun dan beternak, serta dengan pasokan bantuan bahan baku pakan tiap bulannya. Namun, dalam perkembangannya, penderita kusta tidak mengalami penanjakan kesejahteraan, lahan berkebunnya menjadi kian sempit akibat penjualan tanah akibat desakan ekonomi, serta tak adanya keahlian bagi para penghuni lantaran minimnya mengecap dunia pendidikan, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk menemukan pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan hingga saat ini mereka masih tetap terkatung-katung mempertahankan hidup, dimana sebagian yang lainnya telah alih profesi, seperti menjadi tukang ojek motor.

Sebagian besar penderita mengais reski setiap hari dengan berlakon sebagai pengemis di jalan-jalan utama Kota Makassar atau di Mesjid Raya pada hari Jumat. Biasanya mereka duduk di atas papan luncur, sebab kaki mereka sudah puntung dan tangannya juga sudah pupus. Kondisi lingkungan kawasan itu pun belum menampakkan kawasan yang sehat. Rumah yang berdesak-desakan, got-got yang tersumbat dan pentilasi rumah yang tidak sesuai standar kesehatan. Melihat kondisi penderita kusta yang diperkirakan berjumlah sekitar 50 orang di wilayah itu, perlu dipikirkan pekerjaan alternatif yang tepat bagi sekitar 120 kepala keluarga di kawasan itu.

Budidaya cacing adalah salah satu alternatif yang tepat. Kini cacing menjadi usaha yang banyak diminati para pembudidaya, sebab nilai ekonomi yang tinggi dan pasar yang banyak. Untuk kawasan Makassar ini sudah terdapat perusahaan yang fokus memproduksi produk berupa obat-obatan berbahan dasar cacing tanah, sehingga para pembudidaya tidak lagi kebingungan menjual hasil panennya. Selain itu, cacing tanah dapat dipelihara di media tanah minimalis, untuk kawasan penderita kusta, dapat dipelihara di halaman rumah. Budidaya cacing akan melepas citra masyarakat akan penularan penyakit kusta, karena selama ini hasil karya, khususnya kerajinan tangan mereka tidak terlalu diminati lantaran ketakutan tersebut.

Budidaya Cacing
Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang. Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Jenis yang paling banyak dikembangkan berasal dari family Megascolicidae dan Lumbicidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.

Manfaat cacing tanah sangat banyak, di bidang pertanian cacing menghancurkan bahan organik, sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Bisa pula digunakan sebagai pakan ternak, berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi. Tepatnya untuk ternak unggas, ikan, dan udang. Selain itu sebagai bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit. Secara tradisional cacing dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, rematik sendi, sakit gigi, dan tipus.

Keuntungan Budidaya Cacing
• Modal Relatif Kecil
• Pakan tidak komersil
• Tidak Butuh Lahan yang besar
• Tempat Mudah didapatkan
• Dapat memanfaatkan lahan kosong/ tdk terpakai
• Dapat disesuaikan dengan jadwal usaha lainnya
• Tidak menyita waktu penting
• Dapat dilakukan oleh sebagian besar golongan masyarakat
• Menjadi solusi Alternatif pupuk
• Bebas dari hama dan penyakit

kegiatan budidaya cacing ini sudah kami rencanakan sejak 3 bulan kemarin. Namun, usaha kami belum membuahkan hasil, lantaran belum adanya pemodal yang siap membantu.. semoga saja, kawan saya dapat melanjutkan niat tulus ini, untuk membantu, para warga kurang mampu di wilayah itu.. amin..

disempurnakan, 27 Desember 2010



0 komentar:

Penderita Kusta dan Alternatif Budidaya Cacing